Kanker, Diabetes (Kencing Manis), Tumor, Tekanan Darah Tinggi dan Rendah, Migrain, Jantung, Liver (Hati), Malaria, DBD (Demam Berdarah), Kecanduan Narkoba, Kencing Batu, Batu Ginjal, Batu Empedu, Prostat, Atshma, Keracunan, Luka Bakar, TBC, Stress, Rabies (Anjing Gila), HIV/AIDS, Hyperaktif, Autisme, Keringat Berlebih, Polip, Herpes, Hemofilia, Hepatitis A,B, Glaukoma, Maag, Sakit Gigi, Herpes, Meningkatkan Kolesterol HDL dan Menurunkan Kolesterol LDL, Sinusitis, Alergi, Flek Hitam pada Kulit, Kerontokan Pada Rambut, Osteophorosis (Tulang Keropos), Amandel, Semua Penyakit Kulit, Demam dan Flue, Insomnia, Pembesaran Limpa, Flu Babi (H1N1), Flu Burung (H5N1), Chikungunya, Keputihan (Pek Tai), Kista, Asam Urat, Reumatik, Kurang Nafsu Makan, Imunisasi, Anemia (Kurang Darah), Leukimia (kanker Darah), Kaki Gajah, Ambeien, TBC Tulang dan lain-lain.

Kamis, 11 November 2010

Paradigma MLM

“Multi Level Marketing (MLM) = Trauma”

Gambar1 Kenapa saya tulis demikian? Jawabannya karena banyak orang yang sudah menjalankan MLM tapi ngga ada hasil, cuman trauma doang. Kenapa?





Nah lo… orang yang belum masuk bisnis MLM saja sudah trauma ketika ditawari bisnis MLM, apalagi jika ditawarkan ke orang yang memang pernah menjalankan MLM hingga truma. Jadi gimana dong…??? Sehingga wajar jika bayak orang yang kemudian mem-pleset-kan MLM = Menipu Lewat Mulut, MLM= Malam Lewat Malam, MLM = Masuk Langsung Mati bahkan ada yang lebih sadis lagi yang menganggap MLM = MTM (Multi Tipu Marketing).

Sebelum berbicara lebih lanjut, kita harus tau dulu bahwa MLM itu emang bukan cara cepat untuk kaya. Tapi MLM itu adalah salah satu cara distribusi barang dalam dunia manufacturing (perdagangan). Jadi, secara garis besar hanya ada 2 (dua) metoda pendistribusian barang yaitu secara retail (konvensional) dan jaringan (MLM).

Ilustrasinya sebagai berikut:
Gambar2
Barang yang diproduksi di pabrik akan melewati jalur distribusi yang panjang hingga sampai ke tangan konsumen (pemakai). Biaya terbesar yang dikeluarkan terserap ke proses distribusi dan promosi. Rata-rata perusahaan mengeluarkan biaya sebesar 50 – 60 % dari total omzet yang diharapkan.
Sedangka pada sistem jaringan (MLM) biaya tersebut (distribusi dan promosi) dijadikan keuntungan perusahaan dan bonus member. Gambarannya sebagai berikut:
Gambar3
Untuk memudahkan pemahaman kita, kita ilustrasikan sebagai berikut:
Gambar4
Apa kesimpulan yang bisa kita tarik dari kedua gambaran proses distribusi di atas?
* Distribusi & promosi produk di bisnis retail digantikan Perusahaan MLM & Member MLM di bisnis MLM
* Harga produk ke konsumen di bisnis retail dan bisnis MLM harus sama
Mudah-mudahan dengan penjelasan tersebut diatas, kita jadi mengetahui secara lebih jelas bahwa MLM itu memang bukan cara cepat untuk menjadi kaya, tapi hanyalah salah satu dari metoda pendistribusian barang di dunia manufacturer.

Apa penyebab orang-orang gagal di MLM dan menyebabkan TRAUMA?

98 % orang-orang gagal ber-bisnis MLM karena:
1. Faktor dari dalam (faktor kepribadian member)
  • Member berharap tanpa bekerja keras dapat memperoleh kesuksesan
  • Belum mengerti karakter bisnis MLM:
a. MLM matahari gambar5 Karakteristik:
- Karakter rekrut
- Karakter investasi
b. MLM Binary
gambar6
Karakteristik:
- Bonus besar
- Mudah dihitung
2. Faktor dari luar
Presentasi awal yang mengedepankan hasil akhir tanpa menjelaskan proses
Presentasi pada saat prospek dan pertemuan yang mengedepankan hasil akhir. Hal ini sudah biasa dalam dunia MLM bahkan mungkin sudah wajib. Ini adalah “brain washing” tahap awal. Hal yang digugah pertama kali adalah emosi, jadi emosi kita lah yang dipermainkan sehingga pada akhirnya kita bergabung dalam suatu MLM. Materi yang biasa dijadikan tema yaitu:

- Janji penghasilan Jutaan rupiah di setiap peringkat. Padahal peringkat tidak ada artinya jika tidak ada omzet yang dihasilkan.

- Kemewahan reward seperti : Rumah mewah, Mobil Mewah, Keluar Negeri, Perjalanan Ibadah tanpa dijelaskan hitungan-hitungannya bagaimana kita bisa mendapatkan reward yang dimaksud. Hal yang mendasar saja tidak pernah dijelaskan, yaitu apa sih sebenarnya reward itu? Apa sama dengan hadiah? Ataukah betul-betul reward yang diberikan oleh perusahaan atas prestasi kita yang dananya diambil betul-betul dari kas perusahaan?

Sebenarnya, reward itu adalah bonus anda yang ditunda pembayarannya. Jadi, adalah bonus kita yang dikumpul sedikit demi sedikit (= ditunda) sampai pada akhirnya terkumpul senilai atau bahkan lebih tinggi beberapa kali lipat nilainya dari harga reward tersebut. Tapi pernahkah kita mempertanyakannya pada Upline atau pun support system kita mengenai reward? Tidak kan? Soalnya otak kita sudah di “cuci” di setiap pertemuan-pertemuan.

Bagaimana jika pertanyaannya begini: “Jika misalnya bonus tunda kita sudah hampir mencapai syarat mendapatkan sebuah reward; katakanlah sebuah mobil mewah; tapi pada saat itu juga kita sudah kelelahan untuk menjalankan MLM tersebut atau karena alasan lain sehingga kita terpaksa berhenti, apakah bonus tunda tersebut kita dapatkan?” Jawabannya adalah TIDAK ! Sama sekali tidak. Lalu bonus tunda kita tersebut dikemanakan? Ya… pastilah masuk ke kas perusahaan. Kita yang kerja setengah mati bercucuran keringat, eh… malah perusahaan yang enak-enak dan semaunya aja mengambil hak kita. Untuk memperoleh reward sangat banyak syarat, dibutuhkan waktu, tenaga dan uang yang sangat besar sebagai modal awal.

Ditinjau dari sudut kebutuhan, sebenarnya Anda lebih Butuh Bonus Cash yang dibayar Harian daripada Bonus Tunda (Reward)


Pasif Income
Pasti ada syarat lanjutan misalnya side volume dan tutup point

Pembayaran Bonus yang terlalu lama

Waktu pembayaran bonus di bisnis MLM dapat digolongkan sbb: Pembayaran Bulanan (45 sampai 56 hari), Dua mingguan, Mingguan, Setiap hari (harian)

Masyarakat Indonesia adalah MASYARAKAT BUSER (Butuh Uang SEgeRa) yang realistis: Apa yang akan di makan besok dan apa yang akan di masak lusa. Melihat kondisi pembayaran bonus berbagai MLM di atas, yang paling realistis dan masuk akal adalah pembayaran bonus harian, kenapa? Karena kebutuhan hidup juga sifatnya harian. Coba kita perhatikan kondisi finansial sebagian besar masyarakat Indonesia di bawah ini:
gambar7Posisi Keuangan / Bulannya seperti gambar di atas, solusinya:
* Mencari penghasilan Tambahan
* Mengurangi jumlah Kebutuhan
MLM menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut di atas karena memiliki kelebihan-kelebihan dibanding bisnis konvensional. Diantara kelebihan-kelebihan tersebut adalah menggunakan modal sekecil-kecilnya namun hasil yang diperoleh tak terbatas.
Tutup Point

Hal berikut yang tidak pernah dijelaskan secara detail kepada calon member adalah apa itu Tutup Point. Sehingga wajar jika banyak member yang merasa tertipu, jadi sales, jatuh bangkrut, miskin dan akhirnya trauma.

Apa sih Tutup Point itu? Tutup point adalah syarat yang ditetapkan oleh perusahaan yang sifatnya wajib bagi member untuk mendapatkan bonusnya. Jadi, sudah merupakan keharusan bagi member, dan member yang tidak melakukan tutup point tidak akan memperoleh bonus seberapa besar pun omzet yang dihasilkan oleh member.

Pertanyaan yang kemudian timbul adalah “apakah hal ini manusiawi?” Bonus yang sudah menjadi hak kita akibat omzet yang kita ciptakan dipersulit sedemikian rupa dengan keharusan berbelanja secara tutup point atau apapun namanya?

Apa akibat yang timbul kemudian? Setiap bulannya, mau tidak mau kita “menampung” produk hasil dari tutup point tersebut. Tidak mungkin dari sekian banyak produk tutup point tersebut habis ter-konsumsi sekeluarga. Artinya barang akan menumpuk di rumah kita. Efek berikutnya, mau tidak mau kita akan berusaha “menyingkirkan” barang tersebut dengan cara menjualnya ke tetangga, teman atau kerabat kita. Artinya, sadar atau tidak, sistem tutup poin ini akan membuat kita jadi sales. Coba anda perhatikan hal berikut:
gambar8 tapi :
gambar9 Dari gambaran di atas, sangat jelas efek berikut yang akan ditanggung member adalah kerugian. Barang yang tadinya seharga X tidak mungkin akan laku terjual dengan harga yang sama, pasti pembeli akan membeli dengan harga yang jauh lebih murah. Bahkan banyak teman-teman saya yang sampai “banting harga” hingga setengah harga semula. Rugi kan???

Hal terakhir yang kemudian timbul akibat keharusan tutup point adalah U T A N G. Semakin lama, nilai tutup point akan semakin meningkat. Semakin tinggi peringkat, semakin besar pula nilai tutup point yang ditetapkan oleh perusahaan. Tapi anehnya, member dengan “senang hati” melakukannya (ini akibatnya kalo sering-sering di-barin washing tuh…). Satu persatu barang berharga kita terjual untuk memenuhi tutup point ini, bahkan ada yang sampai menjual mobil dan rumahnya demi tutup point. Kalau barang-barang berharga sudah habis terjual, mau tidak mau berutang jadi solusi.

Perhitungan Bonus yang sulit & banyaknya Jenis Bonus

“Jebakan” yang paling banyak dipergunakan oleh perusahaan MLM adalah perhitungan bonus yang sulit dan terlalu banyaknya jenis bonus.

Perusahaan menciptakan marketing plan dengan parameter yang banyak sehingga member kesulitan dalam menghitung bonus yang akan diterimanya. Member mengetahui nilai bonus yang diterimanya setelah memperoleh statemen bonus atau setelah bonus diterimanya.

Yang perlu diketahui dan dipahami bersama adalah bonus itu tercipta dari omzet. Dan HANYA ada tiga jenis omzet di bisnis MLM. Omzet apa sajakah itu?
- Omzet mengajak = Bonus mengajak
- Omzet membina = Bonus pembinaan
- Omzet belanja ulang = Bonus belanja ulang
Besar kecilnya bonus tidak tergantung kepada banyaknya jenis bonus akan tetapi tergantung kepada perhitungan persentase dari bonus atau omzet yang tercipta.

Jenis bonus yang banyak akan membuka peluang bagi perusahaan untuk menetapkan syarat-syarat yang tidak di ketahui member.

Peringkat

Sama halnya dengan iming-iming kemewahan yang telah dibahas di bagian depan, peringkat juga sering dijadikan bahan Brain Washing bagi calon-calon member. Tekadang pada saat BW, Peringkat ini dihuung-hubungkan dengan besarnya bonus. Coba anda simak baik-baik hal berikut ini:

Parameter yang dijadikan syarat kenaikan peringkat member:

  1. - Memiliki minimal dua grup dibawahnya sama peringkatnya


  2. - Memiliki total nilai poin tertentu sesuai dengan yang telah disyaratkan


  3. - Memiliki total nilai poin grup lain selain grup utama (side volume)


  4. - Tutup poin sesuai dengan yang telah disyaratkan

Akibat yang ditimbulkan oleh adanya sistem Peringkat:
- Semakin tinggi peringkat, semakin besar persentase bonus dan diskon produk
- Jika jika salah satu syarat kenaikan peringkat tidak terpenuhi dimana peringkat upline sama dengan peringkat downline maka terjadi “ Break Away ” yang mengakibatkan bonus yang kita hasilkan = 0. Contoh gambarannya sebagai berikut:
gambar10
Fakta :
- Member yang bergabung di bisnis MLM berusaha untuk secepatnya naik peringkat untuk memperoleh % bonus yang lebih besar (Melupakan arti “ Break Away “), sehingga mau tidak mau, kejadian Break away peringkat pasti akan kita rasakan.

- Besar kecilnya bonus tidak hanya tergantung peringkat tapi faktor utama adalah omzet

Menjadi member Perusahaan Money Game

Apa ciri-ciri perusahaan Money Game?
- Tidak memiliki ijin operasional resmi dari Pemerintah (SIUP, SIUPL, dll)
- Tidak ada barang yang dipasarkan, biasanya disamarkan dengan sebutan “investasi”
- Kalaupun ada barang, nilainya sangat kecil dibandingkan dengan uang yang dikeluarkan pada saat mendaftar.
Akibat yang ditimbulkan oleh perusahaan Money Game:
- Perusahaan money game pasti merugikan semua member dan perusahaan pasti tutup
- Pertanggung jawaban uang dan moral yang sedemikian besar kepada setiap orang yang bergabung ada pada member yang mengajak ke perusahaan money game
- Keuntungan tidak sebanding dengan resikonya

Mengikuti petualang MLM

Kita juga harus mengetahui apa yang dinamakan petualang MLM. Kenapa? Karena yang begini ini sangat-sangat banyak beredar di sekitar kita. Apa sajakah kriteria sang petualang MLM itu?

- Berganti-ganti perusahaan MLM tanpa alasan yang jelas. Hari ini menawarkan MLM A, besoknya menawarkan MLM B. Lusa menawarkan MLM C, dihari lain menawarkan MLM D, dst.
- Mengaku pelaku bisnis MLM yang berpengalaman karena sering berpindah perusahaan MLM padahal belum pernah sukses dan hanya korban dan objek perusahaan. Sebagai tameng dalam menghadapi “makhluk” seperti ini, tanyakan apakah dia pernah sukses di MLM tsb.
- Mengorbankan seluruh jaringannya demi kepentingan pribadi dengan memberikan iming iming kepada calon member tanpa sebuah komitmen dan kejujuran. Kejadian ini sangat sering terjadi. Waspada!!!

Demikianlah beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang merasa “T R A U M A” di MLM. Semoga dengan adanya “sedikit” penjelasan dari saya, dapat menambah pengetahuan bagi anda untuk memilih dan memilah MLM-MLM yang semakin tumbuh subur di tanah air kita atercinta. Harapan terakhir, semoga impian kita untuk sukses dan memperoleh Kebebasan Waktu dan Kebebasan Finansial dapat tercapai.
Penulis sendiri, saat ini sementara menjalankan MLM yang menurut penulis telah memenuhi kriteria-kriteria yang ideal sebagaimana tulisan penulis di atas. Bagi yang penasaran, silahkan mengunjungi web perusahaan kami di : www.melianature.com

Sabtu, 14 Agustus 2010

Excellent Strategy Of Network


Bapak/ Ibu seluruh member
PT Melia Nature Indonesia,

Bisnis multilevel marketing adalah sebuah bisnis modern yang merupakan terobosan terbaik dalam sistem ekonomi yang mampu mewujudkan teori ekonomi yang paling tua yaitu modal sekecil kecilnya akan memperoleh untung sebesar-besarnya.PT Melia Nature Indonesia hadir dengan konsep yang revolusioner di sistem multilevel marketing ...